Di jalan raya tahun 2025 yang semakin kompleks dan menuntut, keselamatan berkendara menjadi prioritas utama. Untungnya, perkembangan teknologi canggih pada sistem pengereman dan stabilitas kendaraan telah membawa revolusi besar dalam meminimalkan risiko kecelakaan. Dua di antaranya yang paling berpengaruh adalah Anti-lock Braking System (ABS) dan Electronic Stability Control (ESC), yang bekerja sama untuk memberikan pengereman yang lebih aman dan kontrol kendaraan yang jauh lebih baik dalam berbagai kondisi.
ABS adalah teknologi canggih yang dirancang untuk mencegah roda kendaraan terkunci saat pengereman mendadak atau di permukaan jalan yang licin. Ketika roda terkunci, pengemudi akan kehilangan kendali kemudi dan kendaraan bisa selip tak terkendali. ABS bekerja dengan sensor kecepatan di setiap roda yang mendeteksi jika salah satu roda akan terkunci. Jika terdeteksi, ABS akan secara otomatis mengurangi dan mengembalikan tekanan rem pada roda tersebut dalam hitungan milidetik, memungkinkan roda terus berputar dan menjaga traksi. Ini memungkinkan pengemudi untuk tetap dapat mengarahkan kendaraan saat melakukan pengereman darurat. Sebuah studi yang diterbitkan oleh Institut Keselamatan Lalu Lintas pada Maret 2025 menunjukkan bahwa kendaraan dengan ABS memiliki risiko kecelakaan fatal 15% lebih rendah pada kondisi jalan basah.
Sementara itu, ESC adalah teknologi canggih yang lebih komprehensif, berfungsi untuk menjaga stabilitas kendaraan dan mencegah selip saat berbelok atau menghindari rintangan secara mendadak. ESC menggunakan sensor yang sama dengan ABS, ditambah sensor yaw rate (gerak putar kendaraan di sumbu vertikal) dan sensor posisi kemudi, untuk mendeteksi apakah kendaraan mulai kehilangan kendali (baik oversteer maupun understeer). Jika terdeteksi adanya selip, ESC akan secara selektif mengerem roda individual dan/atau mengurangi tenaga mesin untuk membantu kendaraan kembali ke jalur yang diinginkan pengemudi.
Kombinasi ABS dan ESC memberikan lapisan keamanan ganda. ABS fokus pada pengereman lurus, sementara ESC menangani stabilitas saat bermanuver. Penerapan kedua sistem ini telah menjadi standar wajib di banyak negara, termasuk Indonesia, di mana peraturan kendaraan baru pada tahun 2024 mewajibkan semua mobil baru yang dijual untuk dilengkapi dengan ESC. Petugas Satuan Lalu Lintas Polres Metro, Bapak Iptu Rizky Pratama, dalam sebuah sosialisasi keselamatan berkendara pada 14 Juni 2025, menyatakan, “ABS dan ESC bukan sekadar fitur, melainkan penyelamat nyawa yang membantu pengemudi mempertahankan kendali dalam situasi kritis.”
Pada akhirnya, ABS dan ESC adalah bukti nyata bagaimana teknologi canggih telah merevolusi keselamatan otomotif. Dengan kemampuan untuk memberikan pengereman yang lebih aman dan kontrol yang lebih baik, kedua sistem ini menjadi pilar utama dalam mengurangi angka kecelakaan dan membuat setiap perjalanan di jalan raya tahun 2025 menjadi lebih tenang.