Pasar otomotif Indonesia adalah medan perang yang sengit, di mana setiap merek berusaha merebut pangsa pasar. Kedatangan BAIC, pabrikan asal China, pada Juli 2024 lalu telah mengubah peta persaingan otomotif, terutama di segmen SUV. Untuk memahami potensi BAIC, penting untuk menganalisis taktik yang mereka gunakan dalam menghadapi rival-rival yang sudah mapan di pasar domestik ini.
Taktik pertama BAIC adalah niche marketing yang cerdas. Daripada langsung berhadapan dengan raksasa di segmen SUV paling ramai (seperti LSUV atau Compact SUV), BAIC fokus pada ceruk off-road yang lebih spesifik dengan model BJ-40 Plus. Model ini diposisikan untuk menarik konsumen yang mencari kendaraan tangguh dengan kemampuan jelajah medan berat, namun dengan harga yang lebih terjangkau dibandingkan Jeep Wrangler atau Land Rover Defender. Ini adalah langkah berani untuk mengukir segmennya sendiri dalam peta persaingan otomotif. Sebuah analisis penjualan dari Asosiasi Industri Otomotif Indonesia (GAIKINDO) pada periode Juli-Desember 2024 menunjukkan peningkatan minat pada segmen SUV off-road menengah, yang mana BAIC berusaha untuk masuk.
Kedua, BAIC memanfaatkan branding melalui kemitraan strategis. Mereka secara aktif mengkomunikasikan kolaborasi jangka panjang dengan Mercedes-Benz di China. Afiliasi ini memberikan kesan kualitas dan keandalan yang sering dikaitkan dengan merek premium Eropa. Ini adalah strategi cerdik untuk mengatasi persepsi negatif yang kadang melekat pada produk otomotif China dan membangun kepercayaan konsumen. Dalam sebuah wawancara dengan media massa pada Senin, 17 Juni 2025, pukul 10.00 WIB, perwakilan BAIC Indonesia menegaskan bahwa standar manufaktur mereka telah ditingkatkan berkat kemitraan tersebut, yang menjadi poin penting dalam peta persaingan otomotif.
Ketiga, BAIC mengadopsi strategi harga yang agresif. Dengan menawarkan fitur premium dan kemampuan off-road pada harga yang kompetitif, mereka berusaha menarik konsumen yang mencari nilai lebih. Ini adalah taktik umum bagi pendatang baru untuk mendapatkan pangsa pasar, namun perlu didukung oleh layanan purnajual yang kuat. BAIC telah mengumumkan rencana ekspansi jaringan diler yang agresif di kota-kota besar Indonesia untuk memastikan ketersediaan layanan dan suku cadang, yang merupakan faktor penentu loyalitas konsumen di pasar ini.
Peta persaingan otomotif akan terus berubah dengan masuknya pemain seperti BAIC. Kehadiran mereka memaksa merek-merek lain untuk lebih inovatif dan kompetitif. Analisis taktik BAIC menunjukkan bahwa mereka tidak datang untuk sekadar meramaikan, tetapi dengan ambisi serius untuk merebut pangsa pasar melalui strategi yang terarah dan dukungan branding yang kuat. Tentu saja, keberhasilan jangka panjang akan sangat bergantung pada adaptasi mereka terhadap kebutuhan konsumen Indonesia dan konsistensi dalam menjaga kualitas.